Kejutan Yang Bisa Di Jumpai Jika Berkunjung ke Baghdad
Cari Berita

Advertisement

Kejutan Yang Bisa Di Jumpai Jika Berkunjung ke Baghdad

SoboLangit.com
Kamis, 04 April 2019


Bagi wisatawan, Irak adalah negara yang tak terlalu ramah. Namun bukan berarti turis tidak bisa berkunjung ke sini. Anda hanya harus waspada, karena banyak sengketa, bersiaplah dengan 'kejutan' di sana.

detikTravel dan beberapa jurnalis lain mendarat di Irak tanggal 13 Maret 2013 pukul 09.30 waktu setempat. Begitu sampai, kami langsung disambut KBRI dan melewati jalur khusus delegasi Indonesia.

Sialnya, kami sempat terjebak di elevator karena beban yang dibawa terlalu banyak. Sekitar 20 menit terjebak, elevator akhirnya dibukakan oleh petugas bandara.

Sedangkan di imigrasi, turis biasa bisa lebih lancar prosesnya dibanding orang yang membawa kamera besar baik itu untuk memotret atau merekam. Jurnalis dari media televisi terpaksa tertahan selama 5 jam untuk mengurus izin kamera.

Sesampainya di Baghdad, suasana gersang langsung menyapa. Pasir terlihat di mana-mana, rumah-rumah tidak dicat dan dibiarkan berwarna cokelat. Bukan karena malas, namun karena sering terjadi badai pasir sehingga jika dicat pun akan percuma. Warnanya akan kembali cokelat.

Kebanyakan mobil di sana berwarna putih. Menurut orang KBRI, dipilih warna putih agar tidak terlalu terlihat kotor akibat pasir. Masyarakat Irak pun mencuci mobil dengan cara yang cukup unik dan praktis. Hanya disiram air dan menunggu kering dengan sendirinya.

Pemberhentian pertama kami adalah Hotel Al Rasheed yang terletak di Green Zone atau area steril untuk pemerintahan di Baghdad. Yang harus diperhatikan saat traveling di sini adalah saat memotret atau merekam. Mengambil gambar sangat dilarang meski sudah mengantongi izin, terutama jika bertemu tentara atau polisi.

Untuk bisa masuk ke Green Zone, ada beberapa tahap yang harus dilalui. Ada sekitar 5-6 tahapan yang harus dilewati, tergantung akses masuknya. Pemeriksaan dilakukan mulai dari dokumen, metal detektor, anjing pelacak hingga sinar X.

Green zone ini dikelilingi tembok-tembok beton yang menjulang tinggi sekitar 4 meter seperti Tembok Berlin. Di atasnya dipasang kawat berduri supaya tidak ada orang yang bisa memanjat masuk.

Hotel Al Rasheed merupakan hotel yang digunakan untuk tamu-tamu kenegaraan. Sementara untuk tamu lainnya, termasuk detikTravel, menginap di Al Mansour di luar Green Zone. Kelebihan hotel ini adalah pemandangannya yang mantap karena letaknya tepat di pinggir Sungai Tigris.

Dhuar! Sempat terjadi pemboman saat detikTravel dan rombongan berada di Green Zone. Saat itu, semua delegasi Indonesia sedang berada di kantor deputi Perdana Menteri Irak untuk menyaksikan MoU antara Indonesia dan Irak.

Dentuman terdengar sekitar 4 kali, disusul oleh mati listrik. Waktu itu sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Awalnya, tidak ada yang sadar dengan kejadian ini karena Irak memang sering mati listrik. Dalam satu hari, bisa saja Irak mati listrik selama 4 jam.

Namun setelah pihak KBRI dapat laporan bahwa telah terjadi pemboman sekitar 700 meter dari kantor KBRI, barulah semua sadar bahwa di luar Green Zone terjadi insiden. Kabarnya, pemboman ini menewaskan 25 orang dan 50 orang luka-luka.

Suasana di luar Green Zone cukup mencekam dan menegangkan. Banyak mobil polisi berseliweran juga mobil-mobil lapis baja milik militer yang di atasnya ada senjata otomotis berkaliber cukup besar.

Hotel Al Mansour tempat kami menginap berada hanya 1 km dari lokasi pemboman, yaitu di Kementerian Kehakiman. Dari kabar yang beredar, bom tersebut merupakan 3 bom bunuh diri di masing-masing pintu masuk Kementerian Kehakiman. Serta, satu lagi bom mobil yang sebelumnya digunakan oleh 3 orang pelaku bom bunuh diri tadi.

Kami sempat melewati jalan dekat lokasi pengeboman tetapi langsung disuruh memutar ke jalan lain karena akses jalan tersebut ditutup. Sesampainya di hotel, pihak KBRI meminta kami untuk tetap diam di hotel sampai situasi lebih aman.

Bagian depan hotel pun dijaga ketat oleh tentara dan untuk masuk hotel harus melalui metal detektor serta pemeriksaan. Beberapa suara tembakan sempat terdengar menjelang maghrib. Suara tersebut berasal dari cek poin yang berada di salah jembatan yang menyeberangi Sungai Tigris.

Namun, adanya bom itu tidak menghentikan acara pernikahan yang digelar di hotel Al Mansour. Malam itu, digelar 5 pernikahan dan semuanya berjalan dengan lancar tanpa ada insiden.

Warga Irak sudah terbiasa dengan bom dan suara tembakan. Jadi, bukanlah hal yang luar biasa jika ada satu atau dua bom yang meledak dalam sehari. Namun bagi para wisatawan, ini merupakan pengalaman yang sangat berbeda dan menegangkan

Sumber: travel.detik.com