Menteri Rekonsiliasi Nasional Suriah mengkonfirmasi keputusan Damaskus untuk mengirim pasukan lebih banyak ke perbatasan negara ini dengan Turki.
dilansir dari FNA hari Selasa (15/10/2019) melaporkan, Ali Haidar mengatakan, ketika kedaulatan Suriah dan perbatasan utara negara ini terancam invasi militer langsung oleh Turki, maka tak diragukan lagi membela perbatasan merupakan bagian dari prioritas pemerintah Damaskus.
Setelah pengkhianatan AS kepada pasukan Kurdi, milisi bersenjata Kurdi hari Ahad (13/10/2019) mencapai kesepakatan dengan pemerintah Damaskus untuk menempatkan pasukan pemerintah di perbatasan negara ini dan melawan pasukan Turki.
Menyusul kesepakatan ini, militer Suriah Ahad malam memasuki kota Manbij, di utara Suriah untuk mengontrol berbagai wilayah perbatasan termasuk kota Afrin, Ain al-Arab, Ain Issa, al-Tabqah dan Mansurah.
Operasi besar-besaran militer Turki di utara Suriah dimulai sejak hari Rabu (09/10/2019) atas instruksi Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan dalih melawan milisi bersenjata Turki yang disebut teroris oleh Ankara. Sampai kini operasi militer ini terus berlanjut.
Operasi militer Turki di utara Suriah menuai kecaman luas di tingkat internasional.
Sementara itu, berbagai media asing mengkonfirmasi relokasi 50 ribu perempuan Daesh dari pangkalan Shadadi, selatan Provinsi Hasakah, Suriah oleh Amerika Serikat ke wilayah Kurdistan Irak.
Sebanyak 150 militer Amerika hari Senin juga direlokasi dari al-Malikiyah Suriah ke Irak.