Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia Mahfud MD mengatakan operasi penyelamatan masih berlanjut untuk menyelamatkan satu warga negara Indonesia (WNI) yang masih disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Seorang pejabat militer Filipina mengungkapkan bahwa serangan ke markas militan selama 30 menit di pegunungan Panamao di Pulau Selatan Jolo itu menewaskan dua orang, yaitu tentara dan anggota kelompok tersebut.
Selama baku tembak, kedua korban (Indonesia) berhasil melarikan diri dan kami bisa menyelamatkan mereka," kata Komandan Militer Letnan Jenderal Cirilito Sobejana kepada AFP.
Sobejana mengatakan bahwa operasi militer masih berlangsung untuk menyelamatkan tawanan Indonesia lainnya.
"Dia bisa saja melarikan atau masih ditahan oleh kelompok tersebut, jadi kami akan melakukan operasi militer lagi," katanya.
Diketahui, tiga pelaut Indonesia, yakni Saimun, Maharuddin, dan Farhan, diculik oleh Abu Sayyaf pada September di perairan Malaysia di dekat ujung selatan Mindanao, Filipina. Dua pelaut sudah dibebaskan Pasukan Filipina pada Minggu (22/12).
Operasi penyelamatan ini terjadi sebulan setelah seorang pria Inggris dan istrinya dibebaskan oleh pasukan Filipina. Mereka sempat diancam akan dipancung oleh kelompok tersebut jika tak diberi uang tebusan.
Sebelumnya, pada Mei lalu, pengamat burung Belanda Ewold Horn dibunuh oleh para penculiknya ketika dia mencoba melarikan diri selama operasi penyelamatan. Sebelumnya dia sempat ditahan selama tujuh tahun.