Ketegangan AS dan Cina di Asia Tenggara -->
Cari Berita

Advertisement

Ketegangan AS dan Cina di Asia Tenggara

SoboLangit.com
Sabtu, 05 September 2020


Dalam sebuah seminar di Beijing Wang Yi menyambut dialog negara-negara Asean, dan upaya mereka untuk menolak intervensi Amerika.
Seperti yang kita ketahui belakangan ini kedua negara itu saling memanas yang dimulai dengan perangdagang di kawasan.

Pertanyaannya adalah apa yang diinginkan Cina dengan mengajak negara-negara Asean melanjutkan penolakannya atas intervensi Amerika di kawasan ? Jawaban pertanyaan ini penting jika dilihat dari beberapa sisi,

Pertama, ajakan Cina kepada Asean untuk menolak intervensi Amerika di kawasan disampaikan pada saat kondisi hubungan Cina-Ameirka tengah berada di puncak ketegangan akibat kebijakan campur tangan Washington.

Kedua, Cina terlibat persengketaan dengan sejumlah negara tetangganya termasuk di Laut Cina Selatan, LCS. Meski sengketa di LCS bukan hal baru dan terjadi sudah sejak lama, tapi dalam beberapa tahun terakhir perseteruan ini sudah masuk fase berbahaya. Dalam pandangan Cina, Amerika memanfaatkan kesempatan ini untuk campur tangan di kawasan.

Menurut Menlu Cina, beberapa negara asing sedang berusaha mengejar kepentingan geopolitiknya dengan mengintervensi sengketa di LCS, dan tujuannya adalah untuk memutus hubungan Cina dengan negara-negara tetangganya.

Ketiga, dalam beberapa tahun terakhir kebijakan strategis Amerika di Asia Timur adalah membentuk sebuah koalisi untuk melawan atau menjinakkan Cina, dengan kata lain sengketa kepemilikan kepulauan dan teritorial laut di LCS adalah dalih Amerika untuk membagi-bagi blok keamanan, dan koalisi regional.

Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo baru-baru ini mengatakan, hari ini kita akan memperluas kebijakan Amerika di wilayah vital yang dipersengketakan yaitu LCS. Dunia tidak akan membiarkan Beijing memperlakukan LCS seperti wilayah imperium maritimnya.

Hal yang jelas adalah statemen terbaru pejabat Amerika menunjukkan bahwa Washington sekarang sedang menerapkan sikap yang lebih konfrontatif.

Lebih dari itu, banyak pengamat memprediksikan LCS akan menjadi zona konfrontasi militer di masa depan. Penekanan para pakar atas masalah ini terjadi bersamaan dengan penerapan dua pendekatan berbeda oleh Cina dan Amerika untuk mengendalikan masa depan kawasan.

Dengan kebijakan penurunan ketegangannya, Cina berusaha mengajak negara-negara tetangganya untuk menyelesaikan sengketa dengan cara damai, tapi kebijakan Amerika di kawasan berdiri di atas fondasi peningkatan ketegangan.

Artinya, berbeda dengan Beijing, Washington dengan mencampuri urusan dalam negeri Cina, berusaha menyuburkan konflik di Asia Timur untuk memperketat kepungan atas Cina, sehingga negara ini bisa dikendalikan.

Meningkatnya upaya Amerika untuk menjinakkan Cina dilakukan di saat negara ini sudah bukan lagi sekadar produsen mainan anak kecil, tapi negara produsen terbesar di dunia, dan memiliki volume produksi tiga kali lebih besar dari produksi Amerika.

Dalam hal komoditas produksi, Amerika mengalami defisit anggaran sampai 700 miliar dolar, sementara Cina mengalami surplus sebesar 230 milliar dolar. Cina setiap bulan memproduksi sekitar 60 juta ton baja, dan menjadi simbol ekonomi modern yaitu tujuh kali lipat lebih besar dari Jepang sebagai produsen terbesar kedua dunia, dan setengah produksi dunia.

Secara umum dapat dikatakan interaksi politik, dan ekonomi saat ini menunjukkan bahwa negara-negara Asean meski terlibat sengketa dengan Cina, bukan saja tidak ingin terlibat konfrontasi dengan Cina, bahkan membuka peluang penguatan interaksi dengan Beijing.

Di sisi lain wilayah Timur Asia sekarang masih menyaksikan konfrontasi dua pendekatan yang sama sekali berbeda yaitu peningkatan ketegangan, dan penurunan ketegangan. Saat ini Amerika dengan mencampuri urusan dalam negeri negara-negara kawasan, berusaha memanfaatkan sengketa Cina dengan tetangganya, dan kebijakan ini menjadikan LCS tegang dan tidak aman.

Pemerintah Cina terkait strategi peningkatan ketegangan Amerika di kawasan tidak diam, dan sehubungan dengan masalah sensitif ini telah menetapkan garis merah.

Sourece: Sumber Istimewa